Meminta maaf dan memaafkan
Orang dewasa hebat dalam mengajari anak nya untuk
meminta maaf: “Hei, minta maaf kepada kawan mu karena telah memukul wajah nya
dengan sekop”. Tindakan ini jauh lebih sulit di lakukan ketika Anda semakin
tua, seperti kita meminta maaf kepada kawan satu asrama yang telah kita buli.
Kebanyakan orang yang saya kenal tidak suka meminta maaf kecuali ada semacam
dorongan.
Tapi pikirkan lah: apa yang anda
korban kan untuk meminta maaf? Tidak ada! Yah, setidak nya tidak ada yang terlalu
penting itu memang mengorbankan kebanggaan diri kita. Tapi kebanggan diri ada
adalah suatu yang penting untuk di korban kan. Kebanggan diri ada lah emas bagi
orang bodoh , kita adalah orang bodoh jika kita mengagap itu berharga. Dalam
skema besar kehidupan, kebanggaan diri tidak berarti. Sebenar nya itu buakn
hanya tidak berarti, tetapui mengorban kan berbagai hal. Semakin banyak
kebanggan diri yang anda pegang, semakin sedikit kita mengalami bantuan dan
berkat dari Tuhan. Kitab Amsal mengajari kita, “ jikalau keangkuhan tiba, tiba
juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati nya.. keangkuhan
merendahkan orang lain tetapi orang lain rendah hati, menerima pujian.
Satu hal lagi, meminta maaf lah
dengan hati-hati. Anda tidak perlu meminta maaf dalam segala hal tetapi seperlu
nya saja. Meminta , maaf untuk tindakan dan reaksi yang bersifal ilahi,
bagaiman tindakan dan reaksi tersebut salah di mengerti, adalah dosa, kita
seolah memperlakukan dosa bukan sebagai dosa, dan perbuatan ini dengan sendiri
nya sebagai dosa. Meminta maaf lah untuk hal di mana kita bersalah. Itu saja.
Pemberian maaf seperti hal nya
dengan BETADINE membuat luka sembuh dengan baik. Setiap kita memberikan maaf
kepada orang yang bersalah kepada kita, luka yang terjadi terminimum. Jika kita
tidak memperluaspemberian maaf luka kita tidak sembuh dan akan terbuka lagi
setiap kiat mengingat konflik. Jujur saja, pemberian maaf adalah langkah yang
amat sulit. Ketika saya tersakiti dalam sebuah konflik, tanggapan saya yang
pertama bukan lah memaafkan. Saya tidak berpikir untuk melakukan rekonsiliasi.
Tidak nafsu kedagingan saya adalah saya ingin menyakiti orang tersebut. Saya
ingin petir menyambar kepala nya, saya ingin tresenyum saat iya kesakitan dan
diam-diam saya berharap ia mengalami apa yang saya rasakan, saya ingin
meyalakan lilin dan membakar rumah nya, maaf yang ini mungkin agak ektrem, tapi
memang saya ingin balas dendam.
Tapi perasaan yang saya miliki ini
tidak termotivasi oleh Roh Kudus Tuhan, perasaan ini adalah perasaan alami
saya, dan ini tidak menyenangkan Tuhan. Kedewasaan spiritual mendorong saya
untuk memaaf kan. Tergantung pada kita, untuk melakukan apa yang di perlikan
agar dapat hidup dengan damai, saya harus memaaf kan walaupun sulit.
Yesus merasakan dan memahami rasa
sakit, penghianatan dan konflik. Tetapi Ia menjadi teladan dan pemberian maaf.
Ketika Ia di paku di kayu salib, Ia mengucapakan doa ini kepad mereka yang
meletakan nya disana:” Ampunilan mereka, sebab mereka tidak tau yang mereka
perbuat” . kehidupan yang baru membutuhkan kita untuk mengikuti nya.
Puisi
“Sekarang sudah remaja”
Hari
ini kau telah remaja
Hari
ini kau telah mengenal cinta
Hari
ini pula kau telah jatuh cinta
Apabila
engkau telah mengenal cinta
Maka
cintailan dengan iman mu
Jangan
lah alasan engkau mencintai
kau tumpah kan birahi mu
kau
telah mengenal dunia pada pijakan kaki mu
Kau
buka mata dan meniru yang tidak berarti
Semoga
Tidak ada freesex dan sabu di dalam hati
Semoga
remaja ini menjadi panutan di masa nanti
Dan
mengusap air mata ibu pertiwi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar