Jumat, 15 Juli 2016

Pemenggalan Kata




F.   Pemenggalan Kata
      1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut :
a. Jika di tengah kata pada kata dasar vokal yang berurutan, pemenggalan itu
    dilakukan di antara  kedua huruf vokal itu.
            Misalnya  :
ma-in, sa-at, bu-ah
au-la bukan  a-u-la
sau-da-ra bukan  sa-u-da-ra
am-boi bukan am-bo-i
b. Jika ditengah kata ada huruf konsonan,termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua buah  huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Misalnya :
                                 Ba-pak,ba-rang,su-lit,la-wan,de-ngan,ke-nyang,mu-ta-kahir
  c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
                 Gabungan-huruf konsonan yang kedua.
Misalnya :

                                    Man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok, ap-ril, bang-sa, makh-luk
      2. Imbuhan akhiran dan Imbuhan awalan,termasuk awalan yang mengalami perubahan
          bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dangan kata dasarnya, dapat
          dipenggal pada pergantian baris.
          Misalnya :
                           Makan-an, me-rasa-kan,  mem-bantu, pergi-lah
 3. jika suatu kata terdiri atas lebih dari unsur dan salah satu unsur itu akan terdapat
     bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan ( 1) di antara unsur-unsur
     itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b,1c,dan 1d di atas.
            Misalnya :
                        Bio-grafi, bi-o-gra-fi
Foto-grafi, fo-to-gra-fi
                        Intro-speksi,in-tro-spek-si
                        Kilo-gram, ki-lo-gram
                        Pasca-panen, pas-ca-pa-nen
II.     Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
A.    Huruf Kapital atau Huruf Besar
1.      Huruf Kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada huruf kalimat.
Misalnya :
Dia mengantuk
Apa maksudnya ?
Kita harus bekerja keras
                  Pekerjaan itu belum selesai
2.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya :
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan,”Berhati-hati nak!”
Kemarin engkau terlambat, “Katanya.
Besok pagi, “Kata ibu,”dia akan berangkat “.
3.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk tuhan
Misalnya :
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih,
Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen
Tuhan akan menunjukan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
4.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya :
Dia baru saja di angkat jadi sultan.
Tahun ini dia naik haji.
5.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,nama instansi,atau nama tempat.
Misalnya :
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor supomo, Laksamana Mudu Udara Husein Sastranegara, Sekretaris Jendral Dapartemen Pertanian, Gubernur Irian Jaya
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Siapakah gubernur yang baru di lantik itu?
Kemarin Brigadir Jendral Ahmad dilantik menjadi mayor jendral.
6.      Huruf kapital di pakai sebagai huruf pertama nama, bangsa suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya :
Bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya :
Mengindonesiakan kata asing keinggris-inggrisan
B.     Kata Turunan
1.      Imbuhan (awalan ,  sisipan,  akhiran)  ditulis serangkai dengan kata dasarnya
Misalnya :
Bergeletar, dikelola, penetapan, menengok mempermainkan.
2.      Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5).
Misalnya :
Bertepuk tangan, garis bawahi,menganak sungai, sebar luaskan.
3.      Jika bentuk dasar yang berupa gabungankata mendapat awalan dan akhiran sekaligus unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.  (Lihat lihat juga ketrangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5)
4.      Misalnya :
Menggaraisbawahi, menyebarluaska, dilipatgandakan, penghancurleburan.
Misalnya:
Adipati,  aerodinamika,  antarkota,   anumerta,   audiogram,     awahama,     bikarbonat,    biokimia,   caturtunggal,    desawarsa,   dekameter,   demoralisasi,   dwiwarna,    ekawarna,    ekstrakurikuler,    elektroteknik,    infrastruktur,    inkonvensional,    introspeksi,   kolonialisme,   kosponsor,    mahasiswa,   mancanegara,   multilateral,   narapidana,   nonkolaborasi,   pancasila,  panteisme,   paripurna,   poligami,   pramuniaga,   prasangka,   purnawirama,   reinkarnasi,   spetakrida,   semipropesional,   subseksi,   swadaya,   telepon,  transmigrasi,   tritunggal,  ultramodren.
C.     Bentuk Ulang
      Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
      Misalnya :
Anak-anak,   buku-buku,   kuda-kuda,    mata-mata,   hati-hati,   undang-undang,    biri-biri,    kupu-kupu,    kura-kura,   laba-laba,   sia-sia,   gerak-gerik,    hura-hura,    lauk-pauk,    mondar-mandir,   ramah-tamah,    sayur-mayur,    centang-perenang,    porak-poranda,   tunggang-langgang,   berjalan-jalan,   dibesar-besarkan,   menulis-nulis,   terus menerus,    tukar-menukar,   hulubalang-hulubalang,   bumiputra-bumiputra.

D.    Gabungan Kata
1.      Gabungan kata yang lazin disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulisterpisah.
Misalnya :
    Duta besar, kambing hitam, kereta api, cepat luarbiasa, mata pelajaran, meja
tulis, modal linear, orang tua, persegi panjang, rumah sakit umum, simpang empat.
2.      Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
alat pandan-dengar,  anak-istri saya,  bukan sejarah baru,  mesin hitung tangan,  ibu bapak kami,  watt-jam,  orang-tua muda.
F.      Kata Depan di, ke, dan dari
      Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali didalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan dari pada. ( Lihat juga Bab III, Pasal D, Ayat 3.)
Misalnya :
              Kain itu terletak di depan lemari
              Bermalam saja di sini
              Di mana siti sekarang ?
Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Ke mana saja ia selama ini ?
Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke kedepan.
Mari kita berangakat ke pasar.
Saya pergi ke sana-sini  mencarinya.
Ia dari surabaya kemarin.
H.    Partikel.
1.      Partikel  -lah –lah, dan –lah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Bacalah buku itu baik-baik.
Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia.
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah garangan dia ?
Apakah gunanya bersedih hati ?
2.      Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Apa pun yang di makannya, ia tetap kurus.
Hendak pulang pun tak ada lagi kendaraan.
Jangan kan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang  ke rumahku.
Jika ayah pergi, adik pun ingin peragi.
            Catatan :
                 Kelompok yang lazim dianggap padu misalnya, adapun andai pun, adapun, bagaimanapun, biarpun kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun, ditulis serangkai.
Misalnya:
Adapun sebab-sebabnya, belum diketahui
Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.    
 Baik para mahasiswa maupun mahasiswi ikut berdemontrasi.
Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat jadikan pegangan.                                    Walaupun miskin, aku selalu gembira.    
Singkatan dan akronim
1.      Singkatan ialah bentuk dipendekatan yang terdiri atas satu huryf atau lebih.
a.       Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
A.S. Kramiwijaya Sunan Hs
Muh. Yamin                                         Sukanto S.A.

M.B.A             master of business administration
M.Sc.              master  of science
S.E.                  sarjana ekonomi
S.Kar.              sarjana karawitan
Bpk.                 Bapak
Sdr.                  Saudara
B.     Singkatan nama resmi  lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan dan organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata di tulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
DPR                      Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI                     Persatuan Guru Republik Indonesia
GBHN                   Garis-Garis Besar Huluan Negara
SMTP                    Sekolah Menengah Tinggkat Pertama
PT                          perseroan terbatas
 KTP                      kartu tanda penduduk
C.     Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik
Misalnya :
dll.                         dan lain-lain
dsb.                       dan sebagainya
dst                         dan seterusnya.
hlm.                       halaman
sda.                        Sama dengan atas
I.       Angka Lambang Bilangan
1.      Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan digunakan angka arab atau angkat romawi.
Angka arab                      : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
Angka romawi                 : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X
                                         L (50), C (100), D (500), M (1.000), V    
(5.000), M (1.000.000)
 2.  Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang berat, luas dan isi (ii), satuan waktu, (iii), nilai uang dan (iv), kuantitas.
Misalnya :
O,5 sentimeter
4meter persegi pukul 15.00
10 liter tahun 1928
Rp 5.000,00                                             50 dolar amerika
V. Pemakaian Tanda Baca
     A.   Tanda Titik  (.)
            1.   Tanda titik dipakai pad aakhir kalimat yang pertanyaan atau seruan
                   Misalnya:
                    Ayah ku tinggal di solo.
                    Biarlah mereka duduk di sana.
                     Marilah kita mengheningkan cipta.
2.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya : 1.35.20 jam ( 1jam, 35 menit 20 detik )
                   0.20.30 jam (30 detik)
3. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. 
4. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan lansung dari bagian lain dalam kalimat .( lihat juga pemakaian tanda petik, Bab V,pasal L dan M )
5. Tanda Koma dipakai di antara ( i ) nama dan alamat, ( ii ) bagian-bagian alamat,(iii) tempat dan tanggal, dan ( iv ) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya :
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran,Universitas Indonesia, Jalan Raya Selemba 6, jakarta
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
Surabaya, 10 Mei 1960
Kuala Lumpur, Malaysia
B. Tanda Koma
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
Misalnya :
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
Satu, dua,.... tiga!
2.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat serta yyang satu dari kalimat serta berikutnya yang di dahului oleh kata seperti  tetapi atau melainkan.
Misalnya :
                  Saya ingin datang, tetapi hari hujan
                  Didi bukan anak saya, melainkan anak pak kasim
3.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya :
Kaluau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
4.      Tanda koma dipakai di belakang kata ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada kalimat. Termasuk didalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya :
    .....Oleh karena itu, kita harus hati-hati
    .....jadi, soalnya tidak semudah itu.
5.      Tanda koma di pakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya :
      O, begitu?
      Wah, bukan main!
      Hati-hati, ya,nanti jatuh.
6.      Tanda koma dipakai dimuka  angka persepuluhan atau d iantara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya :
12,5m
Rp 12,50
C.     Tanda Titik Koma (;)
1.      Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian  kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya :
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2.      Tanda titik koma dapat dipakai sebagai penganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang serta di dalam kalimat menjemuk
       Misalnya :
       Ayah menggurus tanamanya di kebun itu; ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri mendengarkan siaran “pilihan pendengar”.
D.    Tanda Titik Dua (:)
1a. Tanda titik dua dapat dipakai pada suatu akhir suatu pertanyaan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya :
Kita sekaran memerluka perabot rumah tangga: kursi, meja dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu hidup atau mati.
1b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelaengkap yang mengakahiri pernyataan.
Misalnya :
Kita memerlukan kursi, meja dan lmari.
Fakultas itu mempunyai jurusan Ekonomi Umun dan jurusan Ekonomi perusahaan.
 2. Tanda titik duas dipakai sesudah kata atau ungkapn yang memerlukan pemerintah.
Misalnya :
A. Ketua              : Ahmad Wijaya
     Seketaris        : S. Handayani
     Bendahara     : B. Hartawan
B. Tempat Sidang       : Ruang 104
     Nengantar Acara   : Bambang S.
     Hari                        : Senin
     Waktu                     :09.30
3. Tanda titik dua dapat di pakai sesudah kata atau un gkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya :
Ibu           : (meletakan beberapa kopor) “Bawa Kopor ini, Mir”.
Amir        : “Baik Bu.” ( mengangkat kopor dan masuk )
Ibu           : “Jangan laupaU. Letakkan baik-baik!” (duduk di kursi besar)



E. Tanda Hubung (-)
  1. Tanda hubung menyambung suku-suku dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya :
Disamping cara-cara lama itu ada juga cara yang baru                    

Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau  pangkal baris.       
Misalnya :
Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan..... Walaupun sakit, mereke tetep tidak mau beranjak........
                                                Atau   
Beberapa pendapat mengenai:’masalah itu telah disampaikan.......
Walaupun sakit,mereka tetap tidak mau beranjak.....

2.Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Misalnya :
Kini ada cara yang baru untuk mengukur panas.
Kukuran baru ini memudahkan kita mengukur kelapa.
Senjata ini merupakan alat pertahanan yang canggih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar